Monday, November 22, 2010

Strategi untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja dan Motivasi

Strategi dapat diartikan secara sederhana sebagai apa yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Memang harus diakui bahwa dalam rangka merumuskan sebuah strategi tidak mudah, tetapi perlu melibatkan semua bawahan. Strategi itu dibuat dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan organisasi atau perusahaan untuk memuaskan konsumen atau pelanggan. Dan tentunya bagaimana meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi para pekerja atau bawahan sangatlah penting untuk mendukung kesuksesan sebuah perusahaan.
Sebagai seorang pimpinan sebuah organisasi publik, setidak-tidaknya ada 3 (tiga) tanggung jawab seorang pimpinan dalam memotivasi bawahan. Ketiga tanggung jawab itu adalah :
  1. Merumuskan batasan pelaksanaan pekerjaan bawahannya.
    Setiap pimpinan unit kerja harus mampu merumuskan batasan atau
    mendeskripsikan mengenai apa yang diharapkannya dari pekerja dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Deskripsi ini harus berorientasi pada pelaksanaan pekerjaan yang efektif secara berkelanjutan untuk semua pekerja. Deskripsi volume dan beban kerja secara individual sumbernya dapat diperoleh dari hasil analisis pekerjaan. Perumusan tujuan pekerjaan yang memenuhi 88 persyaratan, akan memotivasi bawahan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Perlu dilakukan rumusan tugas masing-masing staf dan menginventarisasi pekerjaan masing-masing staf dalam bentuk uraian tugas, sehingga mereka dapat memahami tugas pokok dan fungsinya.
  2. Menyediakan dan melengkapi fasilitas untuk pelaksanaan pekerjaannya.
    Fasilitas tidak sekedar peralatan kerja yang menjadi tanggung jawab pimpinan untuk pengadaannya. Fasilitas yang menjadi tanggung jawab pimpinan yang terpenting diantaranya adalah usaha dalam memperkecil hambatan-hambatan yang mengganggu kelancaran pekerjaan. Disamping itu, tersedianya pekerja yang berkualitas tergantung pada kemampuan melakukan seleksi pada waktu penerimaan pekerja.
  3. Memilih dan melaksanakan cara terbaik dalam mendorong atau memotivasi.
    Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa dorongan kerja pada para pegawai di lingkungan unit kerja masing-masing dengan memberikan ganjaran. Dalam kenyataannya para pimpinan pada umumnya mengetahui bahwa pemberian ganjaran dalam bentuk insentif kurang berfungsi sebagai motivasi untuk jangka waktu yang lama. Ganjaran yang efektif sebagai motivasi kerja harus memenuhi persyaratan, yaitu berharga bagi bawahan, jumlah yang memadai, waktu yang tepat, berbagai jenis yang disukai dan diberikan secara adil dan wajar.
Menurut Armstrong (1998:83-88) ada beberapa strategi untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai. Strategi yang diterapkan antara lain adalah sebagai berikut :
  • Strategi penggunaan pendekatan yang disederhanakan.
  • Strategi penggunaan metode motivasi.
  • Strategi menyatukan semua cara untuk memotivasi. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada bawahan menentukan sasaran dan memberikan umpan balik yang positif jika mereka melakukan sesuatu dengan benar dan umpan balik negatif jika mereka melakukan kesalahan termasuk di dalamnya adalah model motivasi.

METODE MOTIVASI
Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk memotivasi pegawai yaitu :
  1. Mempergunakan uang sebagai penghargaan dan insentif.
    Uang dalam bentuk gaji atau beberapa bentuk tunjangan lainnya adalah
    penghargaan buatan yang paling manjur. Uang sangat berpengaruh karena mempunyai hubungan langsung ataupun tidak langsung dengan pemenuhan kebutuhan. Uang sendiri mungkin tidak memiliki arti hakiki, tetapi menimbulkan kekuatan motivasi yang berarti karena uang datang untuk melambangkan begitu banyak sasaran yang tidak terlihat. Uang berfungsi sebagai symbol bagi berbagai orang dalam situasi yang berbeda. Orang tentu saja menginginkan uang dan seorang pimpinan harus membayarnya dengan jumlah yang sesuai agar mereka tetap bekerja di dalam organisasi. Pengecualian satu-satunya adalah jika kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan dapat mengalahkan uang. Walaupun efektivitas uang sebagai sarana untuk memperbaiki prestasi kerja dan meningkatkan produktivitas tergantung cara memandangnya sebagai sarana pasti untuk mencapai sasaran, namun kekuatannya tergantung pada dua faktor. Pertama adalah faktor kebutuhan dan kedua adalah tingkat sejauh mana seseorang yakin perilakunya akan menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan yang merupakan harapannya mengenai kemungkinan usahanya cukup dihargai. Oleh karena itu, uang dapat memberikan motivasi positif dalam situasi yang sesuai, artinya penghargaan sepatutnya berhubungan dengan usaha atau tingkat tanggungjawab seseorang dan tidak menerima uang lebih sedikit dari hak mereka dibandingkan dengan teman-teman sekerja mereka Untuk menggunakan uang secara efektif sebagai motivator dan untuk menghindari agar uang tidak menghilangkan motivasi maka seseorang pimpinan harus memberikan gaji atau insentif yang bersaing untuk menarik dan mempertahankan orang, memberikan penilaian terhadap pekerjaan yang harus menggambarkan nilai pekerjaan tersebut bagi organisasi dan berikan secara adil dan pantas, menghubungkan insentif dan prestasi kerja dimana saja mungkin, dengan sendirinya akan memberikan suatu insentif langsung. Insentif berfungsi sebagai motivator apabila penghargaan itu pantas didapatkan sesuai dengan usaha dan harapan dari aparatur bahwa usahanya itu akan diikuti oleh penghargaan
    dengan cepat dan konsisten.
  2. Menyebutkan persyaratannya.
    Motivasi bukan hanya masalah memberikan penghargaan dan insentif. Orang harus mengetahui apa yang diharapkan dari mereka agar dikerjakan dan apa yang akan terjadi dengan mereka jika mereka tidak melakukannya. Mereka harus jelas dengan peranan mereka, sasaran yang harus mereka capai dan standar prestasi kerja serta perilaku yang diperlukan. Mereka harus disadarkan mengenai penghargaan berbentuk uang, kemajuan atau perbaikan status yang dihasilkan dari kepatuhan kepada harapan akan diterima jika mereka gagal. Motivasi seperti yang telah dikatakan bukan hanya berbaik hati kepada orang. Pimpinan berhak untuk menuntut sepanjang menghargai sepantasnya jika para bawahan memenuhi permintaan dan mereka akan menghormati pimpinan. Pimpinan berhak untuk mengambil tindakan korektif jika bawahan tidak memenuhi permintaan pimpinan.
  3. Mengembangkan Keterikatan.
    Pemimpin harus melakukan apa saja yang dapat dikerjakan, untuk meningkatkan keterikatan dan pengenalan organisasi. Sasarannya adalah untuk menyatukan sejauh mungkin kebutuhan organisasi dan kebutuhan individu, agar setiap individu yakin jika organisasi maksimal perhatiannya dengan bawahan akan bekerja keras, oleh karena mereka percaya pada misi organisasi yang dapat mengenali nilai-nilainya, sasaran dan kegiatannya. Bahkan akan bekerja lebih keras lagi, apabila mereka merasa bahwa pencapaian hasil yang diharapkan organisasi akan berguna bagi mereka juga.
  4. Memotivasi melalui pekerjaan itu sendiri.
    Dengan diberikannya struktur gaji yang pantas dan bersaing akan menawarkan insentif keuangan yang efektif seorang pimpinan akan lebih mengenal dan memberikan motivasi yang bertahan dalam jangka waktu lama dengan mengembangkan sistem penghargaan hakiki. Penghargaan hakiki terkandung di dalam pekerjaan itu sendiri dan akan memberikan kepuasan apabila orang dapat merasakan perasaan berprestasi, mengungkapkan dan menggunakan kemampuan mereka, dan menggunakan kekuatan pengambilan keputusan mereka sendiri. Sebagai contoh pimpinan suatu perusahaan dapat memotivasi bawahannya agar selalu bekerja dengan prinsip mencintai pekerjaan itu sendiri. Melaksanakan pekerjaan dengan ikhlas imbalannya adalah pahala dari Yang Maha Kuasa.
  5. Menghargai dan mengakui prestasi kerja.
    Sistem penggajian memberikan penghargaan yang pantas terhadap suatu prestasi, dissamping itu pimpinan dapat pula menghargai mereka dengan memberi mereka lebih banyak tanggung jawab dan juga kesempatan untuk mendapatkan promosi dan meningkatkan status. Penghargaan yang terbaik dimana penghargaan yang telah diberikan itu dan orang lain menghargainya. Meskipun demikian pujian untuk pekerjaan yang dilakukan secara baik adalah suatu bentuk motivator yang penting meskipun pujian itu memang seharusnya didapatkan. Nilai pujian akan hilang jika diberikan secara umum.
  6. Mengembangkan kepemimpinan.
    Kepemimpinan memainkan peranan kunci dalam motivasi. Kepemimpinan akan meningkatkan keterikatan dan pengenalan, dan memberikan perasaan diarahkan. Kepemimpinan dapat memperjelas peranan dan sasaran, memberikan perasaan bertujuan, dan meningkatkan semangat kelompok. Kepemimpinan dari orang-orang yang berwibawa akan membuat semua orang menerima apa yang kadang-kadang disebut sasaran atasan, yaitu sasaran di atas dan di luar tanggung jawab, dapat juga digunakan dalam berbagai keadaan, misalnya pada waktu kritis. Tetapi pemimpin yang tenang dan mantap yang membawa orang bersama-sama hanya karena ia mengetahui dengan jelas kemana dia pergi dan cara untuk sampai ke sana. Seorang pimpinan harus dapat memberdayakan pegawai yang ada dengan kemampuan dan kecakapan baru. Kemampuan dan kecakapan yang harus dipunyai oleh seorang pimpinan yang memberdayakanpegawai adalah membuat mampu, memperlancar, berkonsultasi, bekerjasama, membimbing, dan mendukung. Membuat mampu artinya seorang pimpinan harus dapat membuat bawahannya mampu melaksanakan aktivitas yang dibebankan kepadanya dengan diiringi sumber daya yang dibutuhkan dalam bekerja. Kemudian pemimpin dalam memperlancar adalah berusaha menghindarkan rintangan-rintangan yang menghambat percepatan pekerjaan. Berkonsultasi adalah kecakapan yang harus dimiliki oleh pimpinan tidak hanya menyangkut pekerjaan rutin sehari-hari melainkan juga masalah strategis organisasi. Kerjasama adalah sebuah kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan karena tanpa kerjasama bawahan pimpinan tidak dapat berbuat banyak. Demikian pula dengan membimbing berarti memberikan yang terbaik bagi bawahannya, karena dengan memberikan bimbingan maka melatih bawahan agar lebih terampil dan bekerja dengan lebih baik, serta mendukung berarti memberikan kepercayaan kepada bawahan untuk melakukan yang terbaik bagi pekerjaannya, walaupun kadang-kadang terdapat kesalahan yang tidak disengaja ketika mencoba melakukan peningkatan pekerjaannya.
  7. Membangun kerjasama antar kelompok.
    Suatu kelompok yang erat akan membawa antusiasme semua anggota secara bersama-sama. Peran pemimpin dalam membangkitkan antusiasme terhadap suatu tugas di dalam kelompok, akan membawa semua orang menuju ke arah yang dituju.
  8. Melatih dan mengembangkan setiap orang.
    Program pelatihan dan pengembangan yang sistematis memberikan motivasi dan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk meningkatkan keterampilan dan mencapai posisi yang memiliki tanggungjawab lebih besar, dengan melibatkan seseorang untuk mengikuti kursus merupakan cara yang baik dalam menempatkan yang bersangkutan bernilai dihadapan yang lainnya. Daya guna dan hasil guna suatu organisasi dipengaruhi pula oleh kualitas personilnya.
  9. Menghilangkan hal-hal yang negatif.
    Sejauh ini, upaya penekanan bantuan-bantuan yang positif terhadap motivasi, namun demikian, ada hal-hal negatif yang menimbulkan ketidakpuasan yang harus seorang pemimpin untuk membatasinya. Satu diantaranya truktur penggajian atau insentif yang kurang pantas, adapun yang lainnya adalah kondisi kerja yang jelek, pengawasan yang tidak cukup dan birokrasi atau pembatasan yang keterlaluan.

0 komentar:

Post a Comment