Sunday, December 11, 2011

Analisis Pembangunan PLTN Jepara Kaitannya dengan Konsumsi


Latar Belakang Masalah

Fenomena

Kebutuhan akan energy di Indonesia yang semakin hari semakin naik, sayangnya tidak diimbangi dengan pasokan energi yang sesuai, salah satunya adalah listrik.  Maka dipilihlah opsi nuklir dalam perencanaan sistem energi nasional jangka panjang sebagai solusi terbaik dari permasalahan ini. Namun sayangnya dalam pembangunannya masih menimbulkan banyak pro dan kontra.

Riset Terdahulu

Sebenernya rencana pembangunan PLTN di Jepara ini sudah menjadi perbincangan sejak tahun 1956. Berkembang di tahun 1972 dimana di bentuk lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pembangunan ini seperti KP2PLTN, BATAN dan Departemen PUTL. Dan baru di tahun 2010 inilah pembangunan PLTN Jepara mulai dibangun dan diperkirakan dapat dioperasikan secara komersial pada tahun 2016.

Metodologi

Data

Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penulisan orang-orang yang telah melakukan penelitian terlebih dahulu.

Variabel

Dalam menganalisis terkait di aspek konsumsinya, maka variabel yang diambil adalah bagaimana tingkat konsumsi listrik masyarakat, efisiensi pengelolaan energi dan biaya dalam pembangunan PLTN.

Saturday, November 26, 2011

Analisis Jurnal


Judul:
Analisis Distribusi dalam Pembentukan Harga Komoditas Cabai dan Implikasinya Terhadap Inflasi

Nama Pengarang:
Nugroho Joko Prastowo, Tri Yanuarti, Yoni Depari

Tahun:
2008

Tema:
Pembentukan Harga Komoditas Cabai

LATAR BELAKANG MASALAH
  • Fenomena
Komoditas cabai di Indonesia setiap tahunnya mengalami pergerakan harga naik dan turun yang begitu fluktuatif. Apalagi pada musim-musim tertentu seperti mendekati hari-hari besar keagamaan dan saat perubahan iklim pancaroba. Harganya bisa melambung sangat tinggi bahkan melebihi 100%. Seperti contohnya pada fenomena mendekati Hari Raya Idul Adha kemarin, dimana harga cabai mencapai Rp 40.000/kg setelah sebelumnya harga cabai hanya berkisar antara Rp 20.000/kg.
  • Riset terdahulu
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik berikut ini adalah tabel bagaimana rata‐rata harga cabai pada berbagai tingkatan rantai pemasaran selama 3 tahun terakhir, 2007-2009 (dalam Rp)

  •  Motivasi Penelitian
Adapun motivasi penelitian ini bertujuan untuk menelaah peran distribusi dalam pembentukan harga komoditas.

Monday, November 7, 2011

Komoditas Cabai di Indonesia



Cabai termasuk salah satu komoditas penting rakyat Indonesia. Biasanya paling banyak digunakan dalam bentuk segar maupun olahan untuk konsumsi rumah tangga,industri pengolahan makanan,dan industri makanan. Selain itu cabai merah dimanfaatkan untuk pembuatan obat-obatan dan kosmetik. Cabai merah mempunyai luas areal penanaman paling besar diantara komoditas sayur-sayuran,sehingga permintaan terhadap komoditas ini cenderung besar. Oleh sebab itulah, pergerakan harga cabai sangat disoroti , apalagi seperti saat ini menjelang perayaan hari raya Idul Adha yang biasanya kenaikan permintaannya bisa tiga sampai empat kali lebih besar dibanding hari biasa.

PERKEMBANGAN KOMODITAS CABAI
Cabai yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia terdiri atas cabai besar, cabai hijau, dan cabai rawit. Diantara ketiga jenis cabai tersebut, cabai besar yang didalamnya termasuk cabai merah, merupakan jenis yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, disusul cabai rawit dan cabai hijau. Untuk jenis cabai merah, sebagian besar jenis cabai ini dikonsumsi oleh rumah tangga dengan pangsa penggunaannya yang mencapai 61% dari total konsumsi cabai dalam negeri. Selebihnya cabai merah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri baik industri makanan maupun non makanan dan juga untuk keperluan ekspor baik dalam bentuk cabai segar maupun olahan, seperti cabai bubuk dan cabai kering.
Berdasarkan data SUSENAS, rata-rata tingkat konsumsi cabai merah per kapita mencapai 1.4 kg per tahun. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini berada pada kisaran 225 juta orang, maka kebutuhan cabai merah untuk keperluan rumahtangga diperkirakan mencapai 252 ribu ton per tahun. Ke depan, permintaan cabai merah untuk keperluan rumah tangga tersebut diperkirakan akan berkelanjutan dan stabil tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi cabai merah dalam bentuk segar untuk keperluan sehari-hari dan belum terdapatnya bahan yang dapat mensubstitusi kebutuhan cabai tersebut. Meskipun saat ini terdapat industri yang menghasilkan cabai merah olahan, namun jumlah dan skala usahanya relatif masih terbatas dan umumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Saturday, November 5, 2011

Pergeseran Kurva Penawaran

Penawaran adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang ingin dijual atau ditawarkan oleh produsen pada berbagai macam tingkat harga. Adapun bunyi hukum penawaran itu sendiri memiliki slope yang positif dimana semakin tinggi harga maka semakin tinggi pula kuantitas barang yang ditawarkan dan sebaliknya semakin rendah harga maka semakin rendah pula kuantitas barang yang ditawarkan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pergeserakan kurva penawaran diantaranya adalah:
·           Price of relevant resources (harga sumber daya yang bersangkutan). Dalam memproduksi suatu barang, ada biaya-biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Pengeluaran tersebut mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan ongkos produksi. Ongkos produksi yang lebih tinggi dibandingkan penghasilannya, akan menyebabkan suatu perusahaan mengalami kerugian dan ini akan berimbas pada jumlah barang yang ditawarkan akan semakin sedikit.
·           Technology (teknologi). Perkembangan teknologi mempunyai andil yang sangat besar bagi kegiatan produksi. Dengan kemajuan teknologi maka terciptalah suatu efisiensi kerja yang kemudian mengakibatkan berkurangnya biaya produksi, mempertinggi produktivitas dan mutu barang serta mampu menciptakan barang-barang baru. Sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa teknologi cenderung menaikkan penawaran.
·           Number of sellers (jumlah penjual). Seberapa banyaknya jumlah penjual mempengaruhi pergeseran kurva penawaran. Semakin banyak penjual maka jumlah barang yang ditawarkan pun akan semakin banyak pula, dan begitupun sebaliknya apabila jumlah penjualnya sedikit maka penawaran barang akan sedikit.
·           Expectation of future prices (prediksi harga di masa mendatang). Prediksi harga di masa mendatang akan mempengaruhi bagaimana perilaku produsen terhadap jumlah barang yang dimilikinya saat ini. Misalnya apabila prediksi harga di masa datang tinggi, maka produsen cenderung menyimpan barang tersebut sehingga penawaran di masa sekarangnya turun. Sebaliknya apabila prediksi harga di masa mendatangnya rendah maka produsen akan menawarkan barang sebanyak-banyaknya di masa sekarang.
·           Taxes and subsidies (pajak dan subsidi). Dengan diberlakukannya pajak maka akan produen wajib juga untuk membayarkan pajak tersebut sehingga apabila semakin banyak produk yang ditawarkan maka besar pajak yang harus dibayarkan pun akan semakin besar sehingga terkadang produsen lebih memilih untuk menurunkan produk yang dihasilkan dibandingkan harus membayar pajak yang besar. Sementara subsidi akan membuat perusahaan mendapatkan dana lebih untuk bisa menghasilkan produk sehingga penawarannya pun akan cenderung bertambah.


Kebijakan Harga

Pada saat tertentu terkadang terjadi gejolak yang menyebabkan keadaan pasar berubah-berubah contohnya permintaan yang lebih besar daripada penawaran atau penawaran yang lebih besar daripada permintaan. Di sinilah peran pemerintah sebagai penengah antar produsen dan konsumen agar salah satu pihak tidak ada yang dirugikan. Berikut ini adalah bentuk kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka mengatur harga keseimbangan di pasar.

·         Kebijakan Harga Maksimum (Price Ceiling)
Kebijakan ini dilakukan pemerintah apabila harga di pasar bebas dianggap terlalu tinggi, sehingga dikhawatirkan membawa dampak yang tidak diinginkan seperti terjadinya inflasi dan juga mempengaruhi pada kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, jumlah permintaan (Qd) lebih besar dari jumlah penawaran (Qs). Kondisi inilah yang kemudian dikenal dengan shortage dimana terjadi kekurangan pasokan barang. Pada keadaan seperti ini produsen berlomba-lomba untuk menjualkan barang dagangannya dengan harga yang lebih tinggi, sehingga peran pemerintahlah mengeluarkan kebijakan ini. Kemudian ada batasan harga tertinggi yang bisa dilakukan oleh produsen untuk menjual barangannya yang berada di bawah harga pasar. Hal ini dilakukan untuk melindungi konsumen. Berikut ini adalah kurva yang menunjukkan terjadinya kebijakan harga maksimum dimana PC (Price Ceiling) berada di bawah PE  (Price Equilibrium) atau dengan kata lain PC lebih kecil dibanding PE.


Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan harga maksimum mempengaruhi:
-          Menurunnya harga
-          Menciptakan kelebihan permintaan
-          Berkurangnya penawaran
-          Menurunnya kuantitas yang diperjualbelikan (shortage)


Saturday, October 22, 2011

Sirkulasi Aliran Pendapatan

     
Siklus ini menjelaskan bagaimana kegiatan perekonomian dalam suatu negara. Dalam kegiatan ekonomi terjadi aliran-aliran faktor-faktor produksi, pendapatan, barang-barang dan pengeluaran  diantara sektor-sektor yang melakukan kegiatan ekonomi. Dalam hal ini yang terlibat sebagai pelaku ekonomi terdiri atas tiga sektor yaitu Rumah Tangga, Pemerintah dan Perusahaan baik swasta ataupun milik pemerintah.
Pada dasarnya pelaku inti dari kegiatan ekonomi itu sendiri adalah masyarakat dari sektor rumah tangga. Sebagai pemilik faktor-faktor produksi (tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian) mereka akan menawarkan sumber daya yang kemudian oleh pengusaha atau produsen disambut baik untuk menghasilkan barang dan jasa. Produsen akan memberikan pendapatan berupa upah dan gaji untuk tenaga kerja, sewa untuk tanah, bunga untuk modal dan laba atau keuntungan untuk keahlian. Aliran yang terjadi di sini adalah aliran berupa uang.
Kemudian masyarakat yang mendapatkan upah ini akan mengalokasikan pendapatannya dengan membeli hasil penjualan produk barang dan jasa untuk konsumsi. Terjadi aliran berupa uang yang masuk ke produsen dari kegiatan ini. Namun tidak semua masyarakat memilih untuk membelanjakan habis uangnya untuk kegiatan konsumsi. Ada juga mereka yang memilih untuk menggunakan pendapatanya untuk menabung yang dalam hal ini perlu peran lembaga keuangan (bank). Dalam hal ini bank akan menghimpun dana masyarakat dan memberikan bunga sebagai timbal balik kepada masyarakat yang telah menyimpan dananya ke bank.

Globalisasi Ekonomi

 MAKNA GLOBALISASI

Globalisasi berasal dari kata global yang sama artinya dengan universal yaitu mendunia. Ada beberapa definisi global yang dikemukakan oleh beberapa tokoh diantaranya sebagai beriktu:

  1. Malcom Waters, seorang profesor sosiologi dari Universitas Tasmania, berpendapat, globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang.
  2. Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universitas Aashen, Jerman, berpendapat bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan yang menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam salinmg ketergantungan dan persatuan dunia.
  3. Princenton N Lyman, mantan duta besar AS di Afrika Selatan, berpendapat bahwa globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan. 
  4. Selo Soemardjan, bapak Sosiologi Indonesia, berpendapata bahwa globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama.
Pada intinya semua pendapat para tokoh mengenai apa itu makna globlisasi tersebut hampir sama yaitu mengacu pada persatuan aspek yang tidak ada batasan perbedaan baik dati teritori suatu negara.

GLOBALISASI EKONOMI
Globalisasi ekonomi adalah kehidupan ekonomi global yang bersifat terbuka dan tidak mengenal batas-batas territorial, atau kewilayahan anatar daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dalam hal ini, dunia dianggap sebagai suatu kesatuan yang semua daerah dapat terjangkau dengan cepat dan mudah. sisi perdagangan dan inventaris menuju ke arah liberalisasi kapitalisme sehingga semua orang bebas untuk berusaha dimana saja dan kapan saja di dunia ini.
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi suatu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas territorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal barang dan jasa.

Masalah Ekonomi: Kelangkaan Sumber Daya dan Cara Mengakomodir Kebutuhan

Dalam kehidupan sehari-hari individu-individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi, yaitu persoalan yang mengkehendaki seseorang dalam membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi yang menjawab bagaimana mereka memproduksikan barang dan jasa maupun mengkonsumsikannya.
            Berkaitan dengan masalah ekonomi, ada beberapa hal yang disorot yaitu:
1.      Kebutuhan yang tidak terbatas dan masih akan terus berkembang karena alasan tidak puas
2.      Alat pemuas kebutuhan (sumber daya) yang terbatas sehingga munculnya kelangkaan, dan
3.      Sumber daya alam yang tidak bisa langsung dipakai sehingga membutuhkan pengelolaan
Kelangkaan atau scarcity yaitu suatu keadaan dimana kita tidak dapat mendapatkan barang atau jasa dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Hal ini bisa saja terjadi karena adanya ketidakseimbangan diantara kebutuhan masyarakat dengan faktor-faktor produksi yang tersedia di masyarakat.

Monday, September 26, 2011

Cara Memajukan Perkoperasian di Indonesia

            Terpuruknya keadaan perkoperasian di Indonesia, tak pelak melihat kita begitu khawatir akan bagaimana kehidupan koperasi ke depannya.  Apakah lembaga yang namanya koperasi bisa survive atau bisa bersaing di era globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan dunia? Apakah koperasi masih relevan atau masih dibutuhkan masyarakat, khususnya pelaku bisnis dalam era modern sekarang ini? Jawabnya: Ya.
            Sebagai soko guru perekonomian di Indonesia, koperasi mempunyai peranan yang sanagt penting dalam perekonomian. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk bisa terus tetep mempertahankan keberadaan dan mulai mengeksiskan kembali koperasi ini. Salah satu cara yang paling tepat adalah bagaimana kita mengembangkan koperasi ini dengan seiring dengan perkembangan zaman.
            Karena pada dasarnya dunia ini selalu mengalami kemajuan baik dari segi pengetahuan, IPTEK, dan lain sebagainya. Sehingga hal tersebut bisa kita aplikasikan pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara setiap harinya. Kita tentunya tidak bisa lagi memperlakukan sebuah koperasi saat ini sesuai dengan zamannya Bung Hatta dulu, karena hal ini akan membuat koperasi makin terkesan ‘kuno’ saja. Memang prinsip koperasi harus tetap dipertahankan, namun bukan berarti cara yang ditempuhnya harus tetap sama. Jadi, sebenarnya sah saja jika kita mengubah caranya, asalkan tidak mengubah tujuannya, yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. 
Masyarakat saat ini cenderung lebih memilih untuk berbelanja di minimarket waralaba yang kini semakin berkembang dan menjamur di hampir seluruh daerah di Indonesia, baik di kota besar maupun di pelosok. Padahal, lanjutnya, konsep dan prinsip yang dijalankan minimarket waralaba tersebut adalah prinsip koperasi. ini yang menjadi tantangan terberat bagi institusi saat ini. Bagaimana cara membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
Dalam menghadapi kesulitan koperasi seperti akses permodalan, keterbatasan informasi dan pasar, minim manajerial, gagap teknologi, dll dapat diatasi dengan cara :
1.      Mengeluarkan kebijakan guna mendorong percepatan pemberdayaan koperasi secara terarah dan bertahap. Kebijakan tersebut meliputi aspek-aspek kelembagaan, permodalan, kemampuan teknologi, kualitas SDM, pemasaran, jaringan usaha, menciptakan iklim yang kondusif, dan bertahap dimulai skema hibah untuk peningkatan keterampilan usaha, dana bergulir, pinjaman lunak, modal ventura dan pinjaman lunak. Secara terarah program ini dapat menyentuh segala aspek yang bertujuan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
2.      Memberikan bantuan modal kerja bagi koperasi primer khususnya KUD. Dimana bantuan tersebut harus selektif, dimonitoring dan evaluasi.
3.      Memberikan bantuan manajemen kepada koperasi primer dan KUD baik sebagai manajer KUD atau pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan.
4.      Mensinergikan program-program pembangunan dengan pemberdayaan koperasi. Sebagai contoh, program pembangunan lumbung pangan oleh Kementerian Pertanian, juga bantuan pengadaan penggilingan padi (RMU), bantuan alat pengering (box dryer) padi dan jagung, bantuan hand tractor, pembangkit listrik micro hydro power, pengelolaan dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan).
5.      Memberikan peranan yang lebih besar pada dinas koperasi ataupun Kementerian Negara Koperasi dalam pengembangan koperasi.
6.       Modifikasi produk. Dengan memodifikasi produk-produk yang ada dikoperasi, saya yakin akan meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik untuk mengkonsumsi produk dari koperasi tersebut. Dengan begitu jug dapat meningkatkan daya jual koperasi.
7.       Menerapkan sistem GCG. Koperasi perlu mencontoh implementasi good corporate governance(GCG) yang telah diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan. Implementasi GCG dalam beberapa hal dapat diimplementasikan pada koperasi. Untuk itu, regulator, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM perlu memperkenalkan secara maksimal suatu konsep good cooperative governance (disingkat juga dengan GCG) atau tatakelola koperasi yang baik. Dalam mengimplementasikan GCG, koperasi Indonesia perlu memastikan beberapa langkah strategis yang memadai dalam implementasi GCG. Pertama, koperasi perlu memastikan bahwa tujuan pendirian koperasi benar-benar untuk mensejahterakan anggotanya. Pembangunan kesadaran akan tujuan perlu dijabarkan dalam visi,misi dan program kerja yang sesuai. Pembangunan kesadaran akan mencapai tujuan merupakan modal penting bagi pengelolaan koperasi secara profesional, amanah, dan akuntabel.
8.       Memperbaiki koperasi secara menyeluruh. Kementerian Koperasi dan UKM perlu menyiapkan blue print pengelolaan koperasi secara efektif. Blue print koperasi ini nantinya diharapkan akan menjadi panduan bagi seluruh koperasi Indonesia dalam menjalankan kegiatan operasinya secara profesional, efektif dan efisien. Selain itu diperlukan upaya serius untuk mendiseminasikan dan mensosialisasikan GCG (good cooperative governance ) koperasi dalam format gerakan nasional berkoperasi secara berkesinambungan kepada warga masyarakat, baik melalui media pendidikan, media massa, maupun media yang lainnya yang diharapkan akan semakin memajukan perkoperasian Indonesia.
9.       Membenahi kondisi internal koperasi. Praktik-praktik operasional yang tidak tidak efisien, mengandung kelemahan perlu dibenahi. Dominasi pengurus yang berlebihan dan tidak sesuai dengan proporsinya perlu dibatasi dengan adanya peraturan yang menutup celah penyimpangan koperasi. Penyimpangan-penyimpangan yang rawan dilakukan adalah pemanfaatan kepentingan koperasi untuk kepentingan pribadi, penyimpangan pengelolaan dana, maupun praktik-praktik KKN.
10.   Memberikan Pelatihan Karyawan. Dengan adanya pelatihan kemampuan terhadap karyawan koperasi tiap 3 bulan sekali, diharapkan sistem keuangan dan birokrasi internal di dalam koperasi dapat teratasi.
11.   Menanamkan jiwa-jiwa koperasi sejak dini. Hal ini bisa kita peroleh dengan memberikan pelatihan dengan adanya koperasi di sekolah. Yang kemudian bisa dikembangkan menjadi koperasi siswa dimana para siswa terlibat langsung dalam kegiatan perkoperasan. Dengan begini, rasa tertarik pada koperasi akan tumbuh dalam diri para siswa.
12.   Memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang koperasi kepada seluruh lapisan masyarakat. Shingga diharapkan masayarakat bisa mengenal dan kemudian mengembangkan dan memajukan perkoperasiaan di Indonesia.


Referensi:

Perkoperasian di Indonesia

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Menurut Undang-undang No. 12 Tahun 1967 : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas azaz kekeluargaan.
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela, pengelolaan yang demokratis, partisipasi anggota dalam [ekonomi]], kebebasan dan otonomi, serta pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi
Berikut di bawah ini adalah landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktifitas koperasi di Indonesia.
·         Landasan Idiil = Pancasila
·         Landasan Mental = Setia kawan dan kesadaran diri sendiri
·         Landasan Struktural dan gerak = UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1

FUNGSI KOPERASI
1. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia
2. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesia
4. Memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia dengan jalan pembinaan koperasi

Tuesday, May 3, 2011

Kebaikan dan Kelemahan Penanaman Modal Asing

Kenaikan Penanaman Modal Asing
            Kian disadari oleh Negara berkembang bahwa penanaman modal asing dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi pembangunan ekonomi. Bahkan di Negara-negara yang pada mulanya agak curiga terhadap modal asing sekali pun kesadaran ini sudah muncul. Semula dianggap bahwa modal asing hanya mengeruk keuntungan dari Negara berkembang. Maka, perusahaan-perusahaan asing ada yang diambil alih, keuntungan yang diperoleh dipaksa tetap berada di dalam negeri dan dapat digunakan untuk membiayai pembangunan.
            Tetapi kemudian, kenyataan pengambilalihan perusahaan-perusahaan asing di beberapa Negara menunjukkan bahwa kebijakan semacam itu tidak selalu member hasil seperti yang diharapkan. Kekurangan-kekurangan di dalam tenaga kepemimpinan perusahaan, jiwa kewirausahaan, dan pengetahuan teknik yang diperlukan menyebabkan perusahaan-perusahaan tersebut tidak beroperasi secara efisien dan tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Bahkan adakalanya menjadi beban kepada Negara-negara karena untuk mempertahankan hidup beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut, subsidi harus terus menerus diberikan. Selain itu, kebijakan yang demikian menimbulkan keengganan kepada pemodal asing untuk menanamkan modal di Negara-negara yang menjalankan kebijakan pengambilalihan.
            Disamping kegagalan kebijakan pengambilalihan usaha asing, giatnya usaha Negara berkembang menarik modal langsung dari luar negeri disebabkan oleh beberapa faktor: pertama, Kesadaran bahwa bantuan luar negeri dan pinjaman luar negeri masih belum cukup untuk mengatasi masalah jurang ganda-jurang tabungan dan jurang mata uang asing yang dihadapi. Seperti juga dengan bantuan luar negeri, penanaman modal asing khususnya berupa modal langsung, dapat membantu Negara berkembang mengatasi masalah kekurangan tabungan dan kekurangan mata asing. Maka ditinjau dari sudut ini, mempercepat tingkat pembangunan ekonomi. Selain itu, penanaman modal langsung bukan saja menyediakan dana modal dan mata uang asing yang diperlukan untuk penanaman modal, tetapi juga membawa tenaga manajemen, entrepreneur, keahlian teknik, dan pengetahuan mengenai pasar dan pemasaran dari barang-barang yang dihasilkan. Dan didalam jangka panjang, hal ini akan melatih golongan pribumi mendapat keahlian dalam bidang-bidang yang diusahakan oleh modal asing. Selain itu, perusahaan-perusahaan asing dapat mempercepat proses alih teknologi yang baru (transfer of technology) ke Negara berkembang karena dalam mendirikan perusahaan-perusahaan di Negara-negara itu, teknologi yang akan digunakan adalah teknologi yang jauh lebih baik dari yang ada di Negara berkembang.
           

Kurs Valuta Asing

Kurs valuta asing sering diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu Negara (rupiah misalnya) yang harus dikorbankan atau dikeluarkan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing (dollar misalnya). Sehingga dengan kata lain, jika kita gunakan contoh rupiah dan dollar, maka kurs valuta asing adalah nilai tukar yang menggambarkan banyaknya rupiah yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan satu unit dollar dalam kurun waktu tertentu. Masalah kurs valuta asing mulai muncul ketika transaksi ekonomi sudah mulai melibatkan dua Negara (mata kuang) atau lebih, tentunya sebagai alat untuk menjembatani perbedaan mata uang di masing-masing Negara. Kurs yang saat ini berlaku adalah sudah mencerminkan keseimbangan pasar, artinya kurs itulah yang menggambarkan kenyataan perekonomian suatu Negara saat ini.
Berikut ini adalah beberapa istilah yang erat kaitannya dengan kurs valuta asing:
1.        Depresiasi, adalah turunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (dollar). Misalnya awalnya 1$=Rp 8.350,- menjadi 1$=Rp 8.400,-. Dengan kata lain depresiasi rupiah menyebabkan semakin banyak rupiah yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan 1 unit dollar.
2.        Apresiasi, adalah kebalikan dari depresiainya rupih. Dengan demikian jika rupiah mengalami depresiasi (penurunan nilai) maka mata uang dollar akan mengalami apresiasi (penaikan nilai).
3.        Spot rate, adalah nilai tukar yang masa berlakunya hanya dalam waktu 2x24jam saja. Sehingga jika sudah melewati batas waktu di atas maka nilai tukar tersebut sudah tidak berlaku lagi. Sebagai contoh jika pada tanggal 14 Februari 2006 kurs 1$=Rp 8.350,- maka setelah tanggal 16 Februari 2006 kurs tersebut sudah tidak berlaku lagi.
4.        Foreign rate,adalah transaksi yang terjadi dengan pelepasan pada saat tertentu di waktu yang akan datang.
5.        Swap, adalah transaksi pembelian dan penjualan secara stimulant (terus menerus) pada tanggal jatuh tempo yang berbeda-beda.

Friday, April 22, 2011

Hambatan Perdagangan Internasional

Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antarnegara dapat berjalan dengan lancar. Namun, terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara-negara yang melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional.
a.      Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang Negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.
b .  Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional. Mengapa? Karena jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Sunday, April 17, 2011

Agenda Pembangunan Nasional Bidang Ekonomi

       Sebagai pembaharuan dari REPELITA VI, priroritas pembangunan diberikan pada sektor-sektor bidang ekonomi dengan keterkaitan industri dan pertanian serta pembangunan lainnya seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dengan meningkatnya kualitas SDM juga akan berpengaruh tidak saja pada pemecahan masalah produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, namun juga akan berpengaruh pada pemecahan masalah-masalah kesenjangan, kemiskinan, lapangan kerja dan stabilitas.
       Sesuai dengan GBHN 1993 yang menekankan pada pembangunan yang makin berkeadilan dan merata, maka upaya-upaya pemerataan pembangunan dan pengentasan kemiskinan terus akan ditingkatkan. Penciptaan kesempatan kerja produktif yang memadai, untuk memperkecil tingkat pengangguran terbuka maupun terselubung, merupakan salah satu upaya dalam rangka pemerataanpembangunan. Pertumbuhan ekonomi diarahkan pada pola yang menunjang penciptaan kesempatan kerja yang produktif ini. Selain itu, sejak awal REPELITA VI telah dilaksanakan program untuk menanggulangi secara khusus masalah kemiskinan seperti misalnya Inpres Desa Tertinggal (IDP). Upaya ini telah dilengkapi dengan program Takesra/Kukesra yang dilaksanakan oleh Pemerintah bekerja sama dengan dunia usaha.
    Untuk menunjang pertumbuhan dan pemerataan, stabilitas ekonomi akan terus dipertahanakan agar senantiasa mantap. Dengan stabilitas ekonomi, dunia usaha akan lebih mempunyai kepastian dalam menjalankan maupun meningkatkan usahanya yang pada gilirannya akan pula menciptakan kesempatan kerja. Selain itu, stabilitas ekonomi berarti daya beli masyarakat akan terlindungi, khusunya masyarakat berpenghasilan rendah maupun masyarakat yang berpenghasilan tetap. Misalnya stabilitas harga kebutuhan pokok sangat mempengaruhi daya beli bagian terbesar masyarakat.

Antara Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

DISTRIBUSI PENDAPATAN
     Masalah besar yang dihadapi Negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadiya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Namun ternyata hal ini bukan saja menjadi permasalahan internal suatu Negara tapi juga sudah menjadi permasalahan dunia internasional. Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang relative kecil dibanding Negara sedang berkembang.
     Perbedaan pendapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan factor produksi terutama kepemilikan barang modal (capital stock). Pihak (kelompok masyarakat) yang memiliki factor produksi yang lebih banyak akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak pula.
     Sistem distribusi pendapatan nasional yang tidak pro poor menjadi isu bagi mereka yang mengkritik kebijakan pemerintah dengan keyakinan bahwa sistem distribusi pendapatan sangat menentukan bagaimana pendapatan nasioanl yang tinggi mampu menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan dalam kehidupan bernegara seperti mengurangi kemiskinan, pengangguran dan kesulitan-kesulitan lain dalam mayarakat. Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum. Sistem distribusi yang tidak pro poor hanya akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja, sehingga ini menjadi isu sangat penting dalam menyikapi tingginya angka kemiskinan hingga saat ini.

Tuesday, April 12, 2011

Perencanaan Pembangunan Wilayah Berwawasan Lingkungan

Pembangunan mempunyai makna suatu perubahan besar yang meliputi fisik  wilayah, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang didukung oleh perubahan dan penerapan teknologi, perubahan struktur perekonomian, konsumsi dan sistem tata nilai dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia dalam mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan serta wilayahnya. (Soetaryono 1998)
Pembangunan wilayah ditujukan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur memiliki tingkat kesejahteraan yang dapat dipertahankan dari waktu ke waktu. Pembangunan berkelanjtuan merupakan kebijakan pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi sekarang maupun masa depan secara harmonis.
Strategi pengelolaan sumberdaya wilayah dan ruang seharusnya mempertimbangkan aspek perencanaan, pemanfaatan, penataan dan penertiban, pemantauan dan pengawasan, pengaturan, pengendalian dan pelestarian. Pembangunan berkelanjutan di Indonesia dapat diarahkan untuk terjaminnya:
1, keberlanjutan ekologi (ecological sustainability)
2. keberlanjutan ekonomi (economical sustainability)
3. keberlanjutan sumber daya dan lingkungan (resources and environment sustainability)
4. keberlanjutan sistem managemen (managemen sustainability)
5. keberlanjutan teknologi (technological sustainability)

Thursday, April 7, 2011

Perdagangan Antar Negara

   Dalam era saat ini, tidak mungkin ada orang yang dapat menjalani kehidupannya secara seorang diri, Tentunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka butuh akan bantuan orang lain yang cara berhubungan dengan lingkungan sekitar. Begitu pulalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap Negara pasti memiliki kebutuhan yang amat sangat besar dan tidak mungkin sekali dapat terpenuhi secara keseluruhannya, karena tidak mungkin semua sumber daya di miliki oleh suatu Negara sendiri.
   Bagaimana terjadinya perdagangan antarnegara? Sebagai contohnya Arab Saudi merupakan sebuah negara yang secara alami memiliki banyak sumber minyak, tetapi Arab Saudi tidak memiliki peternakan yang cukup untuk memproduksi susu. Sementara itu Australia secara alami tidak banyak memiliki sumber minyak, tetapi memiliki peternakan yang memproduksi susu secara berlebihan. Dengan demikian, di Arab Saudi berlebihan minyak tetapi kekurangan susu. Sementara itu di Australia berlebihan susu tetapi kekurangan minyak.
  Agar kebutuhan kedua Negara itu sama-sama terpenuhi, maka antara Arab Saudi dan Australia selayaknya melakukan perdagangan (pertukaran produk). Arab Saudi menjual kelebihan minyaknya ke Australia, dan Australia menjual kelebihan susunya ke Arab Saudi. Akhirnya terjadilah perdagangan internasional antara Arab Saudi dan Australia.

Keadaan Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan di Indonesia

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) merupakan seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau cirri demografis, social maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Jadi membahas sumber daya manusia berarti membahas penduduk dengan segala potensi atau kemampuannya yang terdiri atas aspek kualitas dan kuantitas.
            Bicara tentang kuantitas  (jumlah) berarti menunjukkan bagaimana karakteristik demografis tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk, penyebaran dan  komposisi penduduk. Sedangkan untuk kualitas (mutu) menjelaskan bagaimana seorang manusia berhubungan dengan karakteristik social dan ekonomi agar terciptnya suatu keberhasilan dalam pembangunan suatu Negara. Tentunya sangat dibutuhkan sekali sumber daya manusia yang tangguh, unggul dan baik secara fisik maupun mental.
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha.
Sumber daya manusia atau penduduk menjadi asset tenaga kerja yang efektif untuk menciptakan kesejahteraan. Kekayaan alam yang melimpah tidak akan mampu memberikan manfaat yang besar bagi manusia apabila sumber daya manusia yang ada tidak mampu mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia.
Bagaimanakah kondisi sumber daya manusia di Indonesia? 

Wednesday, March 23, 2011

Inflasi

      Inflasi, sebuah kata yang sudah taka sing lagi di telinga kita. Hal ini merupakan salah satu masalah yang terjadi dalam sebuah perekonomian. Inflasi adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.. Sehingga apabila kenaikan harga hanya bersifat sementara misalnya saja harga cabai yang naik karena minimnya jumlah yang ada karena terjadinya cuaca buruk yang menyebabkan tanaman cabe gagal panen, kenaikan harga cabai tersebut tidak bisa dikatakan sebagai inflasi.

Tuesday, March 22, 2011

Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Indonesia

Pengangguran atau tuna karya adalaha istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini merupakan salah satu permasalahan dalam ekonomi yang paling sulit diselesaikan sampai detik ini, apalagi untuk Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Bila kita lihat dari tahun ke tahun, jumlah pengangguran justru makin banyak bukannya makin sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang sudah ada tidak sanggup untuk menciptakan kesempatan kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang makin pesat.
Berikut ini adalah beberapa penyebab yang menyebabkan menjamurnya para penganggur di Indonesia.
·           Penduduk yang relatif banyak. Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, tentunya membawa dampak yang tidak baik bagi kehidupan social. Kepadatan penduduk ini juga akan berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran.
·           Pendidikan dan keterampilan yang rendah. Syarat seseorang untuk bisa dengan mudahnya memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan dan keterampilan yang bagus. Kalau tidak, jangan harap kita bisa dapat pekerjaan yang layak. Bayangkan saja begitu banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA maupun perguruan tinggi lainnya di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggullah yang kelak akan menghiasi dunia pekerjaan.
·           Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. Sama halnya dengan poin kedua, ketidakterpenuhinya persyaratan yang diminta dunia kerja seperti pendidikan dan keterampilan yang bagus hanya akan menambahi jumlah pengangguran di Indonesia. Bahkan tak jarang kompetensi pencari kerja yang tidak  sesuai dengan pasar kerja.
·           Terbatasnya lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan lulusan yang banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang disediakan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya pengangguran.
·           Teknologi yang semakin modern. Di era globalisasi ini, teknologi sudah sulit dijauhkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan akan lebih cepat selesai, akurat, dan efisien dengan menggunakan teknologi. Biaya yang dikeluarkan pun sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga kerja yang banyak namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan.
·           Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing). Perusahaan-perusahaan saat ini lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan pada biaya tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar.  Namun sistem ini membuat munculnya pengangguran
·          Adanya pemutusan kerja dari perusahaan biasanya disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. Bisa juga dikarenakan perusahaan yang bangkrut disebabkan oleh karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisis moneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan moral). Sehingga erat sekali hubungan antara penganggursan dengan bagaimana keadaan perekonomian suatu Negara.
·           Pemulangan TKI ke Indonesia. TKI yang bermasalah di luar negeri sehingga harus di deportasi ke daerah asalnya tentunya hanya akan menambah daftar panjang para penganggur di Indonesia. Padahal sebenarnya diharapkan TKI tersebut dapat membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini dan menambah devisa Negara.
·           Penyediaan dan pemanfaat tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.