Thursday, February 2, 2012

Mengatasi Kerugian Perusahan dalam Jangka Pendek

Alternatif produksi jangka pendek yang dihadapi perusahaan bergantung pada harga biaya total rata-rata, dan biaya variabel rata-rata.  Jangka pendek yaitu berari periode dimana tidak ada perubahan dari fix cost (biaya tetap). Biasanya dalam jangka waktu 1 tahun.
Keadaan rugi itu terjadi apabila harga (Price) jatuh di bawah total biaya rata-rata (Average Total Cost) dan berada diatas biaya variable rata-rata (Average Variable Cost) maka perusahaan mengalami kerugian perusahaan (ATC > P > AVC).


Kurva tersebut  menunjukkan bahwa pada saat MR = MC perusahaan mengalami kerugian sebesar BE per unit. Sehingga kerugian total adalah seluas bidang PAEB. Kerugian ini adalah kerugian minimum.

Untuk mengatasi kerugian tersebut maka dalam jangka pendek, perusahaan harus bisa meminimumkan kerugian yang terjadi agar perusahaan masih bisa terus beroperasi. Hal ini bisa dilakukan dengan menekan biaya variabelnya agar seminimal mungkin.  
Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable (VC) adalah sama dengan penerimaaan total (TR), atau biaya variabel rata – rata (AVC) sama dengan harga. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss). Perusahaan harus memproduksi kalau marginal cost (MC) sedang naik. Dimana pada kondisi ini P = MC, syaratnya bila P ≥ AVC.
Dalam keadaan rugi, perusahan masih memiliki beban biaya tetap (fixed cost), sehingga perusahaan tidak memperoleh pendapatan sama sekali (not earn zero economic profit). Maka apabila perusahaan ditutup, maka akan merugi sebesar “fixed cost”, tetapi selama harga masih diatas Variabel Cost (VC) pada saat memproduksi Q, maka perusahaan masih bisa menutupi biaya variabel dalam memproduksi output per unit. Jadi berarti lebih baik perusahaan tetap dijalankan saja, asalkan masih bisa menutupi biaya per unit dibandingkan dengan menutup perusahaan tersebut karena harus membayar kerugian akibat fixed cost (FC) yang tentunya lebih besar.
Apabila harga (P) berada di bawah Average Variable Cost (AVC). Maka jika perusahaan memproduksi Q, dimana output perusahaan sama dengan Marginal Cost (MC) dalam kondisi dimana marginal cost sedang naik, perusahaan akan dibebani kerugian dua kali dari daerah sebelumnya seperti pada kurva berikut ini.


Dalam kondisi ini lebih baik perusahaan ditutup karena pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi tersebut dinilai tidak mampu untuk menutupi biaya variable yang dikeluarkan.  Kerugian perusahaan akan lebih besar yaitu sebesar seluruh biaya tetapnya. Perusahaan dapat mengalami kerugian yang lebih kecil dengan memproduksi output nol dan membayar biaya tetap.

0 komentar:

Post a Comment