Thursday, November 1, 2012

Peran Investasi dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia


Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kondisi perekonomian Indonesia hingga kuartal ketiga 2011 memang menggembirakan. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5%. Sebagian besar pertumbuhan ini ditopang oleh ekspor barang dan jasa sebesar 8,3%. Sumbangan terbesar lainnya dari konsumsi rumah tangga sebesar 2,7% dan investasi sebesar 1,7%.
Investasi dalam teori ekonomi makro merupakan salah satu faktor penting untuk menaikkan pendapatan masyarakat. John Maynard Keynes, Bapak Ekonomi Makro bahkan menyatakan bahwa investasi punya fungsi mendorong dibandingkan dengan tabungan yang punya fungsi ”membocorkan”. Artinya, investasi merupakan darah segar bagi penggiat ekonomi dibandingkan kalau banyak orang memilih menabung, yang berarti dananya mengendap pada sektor perbankan.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yakin peringkat investment grade ini akan membuat investor asing berbondong-bondong datang ke Indonesia. Kehadiran fasilitas penanaman modal asing (FDI) akan memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong kinerja laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, mendorong timbulnya industri pasokan bahan baku lokal, proses alih teknologi dan manajemen, serta manfaat bagi investor lokal. Manfaat yang paling menonjol adalah berkembangnya kolaborasi yang saling menguntungkan dan terjalin antar investor asing dengan kalangan pebisnis lokal. Sehingga bisnis dan industri komponen berkembang dengan pesat, termasuk berbagai kegiatan usaha yang berorientasikan ekspor.

Perkembangan investasi langsung yang dahsyat tersebut kemudian akan memberikan berbagai manfaat dan dampak positif untuk perkembangan ekonomi nasional dan lokal. Devisa negara kita mengalami peningkatan yang cukup berarti sehingga negara kita dapat memiliki cadangan pendanaan untuk keperluan berjaga-jaga dalam kondisi yang kurang baik. Lapangan kerja secara nasionalpun dapat diberikan pada jumlah yang tinggi, dimana dengan satu persen laju pertumbuhan dalam perekonomian nasional dapat secara langsung memberikan tambahan lapangan kerja antara 700 ribu sampai dengan 800 ribu pekerja.

Tentunya dengan bertambahnya lapangan kerja yang ada akan membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi paling penting yaitu bagaimana mengurangi angka pengangguran yang dapat ditekan seminimal mungkin. Lapangan kerja yang diberikan oleh kehadiran perusahaan asing dan domestik berorientasikan ekspor secara bersamaan akan dirasakan manfaatnya oleh kalangan pekerja kerah putih, para lulusan program pasca sarjana maupun para lulusan dari program pendidikan sarjana di tanah air. Ditempat lokasi kerja perusahaan asing putra-putra bangsa mendapatkan pengalaman yang sangat luas dalam bidangnya masing-masing, dengan pengenalan pada wawasan manajemen modern dan pengenalan terhadap kehadiran pasar global. Beberapa diantara karyawan tersebut kemudian beralih status menjadi entrepeneur-entrepreneur muda yang telah membesarkan perkembangan usaha-usaha ekonomi berskala menegah dan kecil.

Perkembangan investasi pengusaha domestik dan asing tadi juga akan memberikan berbagai kontribusi positif untuk peningkatan sumber-sumber pajak perusahaan dan perseorangan yang berguna dalam pembangunan daerah pada tingkat satu dan tingkat dua. Perkembangan ekonomi lokal disekitar lokasi tempat usaha perusahaan-perusahaan yang menanamkan investasinya akan menunjukkan kecenderungan mendapatkan pengaruh dampak langsung dari kehadiran mereka. Penyelenggaran fasilitas umum dan sosial dapat ditingkatkan sekaligus bertambahnya tingkat konsumsi lokal terhadap kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari.

Pertumbuhan Eknomi dan Kondisinya di Indonesia Saat Ini


Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan Gross National Product (GNP) tahun yang sedang berjalan dengan GNP tahun sebelumnya. GNP meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. Nilai GNP suatu negara dapat kita peroleh dengan mengurangi besarnya nilai GDP terhadap produk netto luar negeri.

Berikut ini merupakan beberapa ciri dari adanya pertumbuhan ekonomi:
1.   Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang.
2.   Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan.
3.   Tidak memperhatikan pertambahan penduduk
4.   Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5.   Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
6.   Setiap input dapat menghasilkan output yang lebih banyak

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
§  Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
  • Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
  • Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
  • Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
  • Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Salah satu bentuk dari sumber modal itulah yang bisa kita peroleh dari investasi.

Masa depan perekonomian Indonesia diramalkan tetap cerah kendati melamban ditengah krisis utang Eropa dan letoinya perekonomian Amerika Serikat. Setidaknya ini prediksi dari berbagai ekonom dan lembaga keuangan dunia dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2012 ini akan mencapai lebih dari 6%. Berikut adalah grafik pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari tahun 2005-2011 beserta dengan realisasinya.

Investasi dan Kondisinya di Indonesia Saat Ini


Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.

Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.

Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan dimana pada saat kebutuhan hidup terus meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat berupa pendidikan, sarana transportasi, kesehatan, tempat tinggal, kebutuhan untuk rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa tidak produktif. Dengan berlatar belakang hal tersebut maka seseorang menyisihkan sebagian dari pendapatannya di masa produktif dan meng-investasikannya untuk masa dimana sudah kurang produktif. 

Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka deposito, menabung, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan lain-lain. Secara umum bentuk aset yang di Investasikan terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1.      Riil Investment. Yaitu menginvestasikan sejumlah dan tertentu pada aset berwujud, seperti halnya tanah, emas, bangunan, emas, dan lain-lain.
2.      Financial Investment. Yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain. Dalam hal ini surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering disebut dengan efek adalah berupa saham. 

Kinerja investasi tahun 2012 diyakini semakin potensial menyusul banyaknya insentif yang diberikan pemerintah serta predikat investment grade yang terus meningkat. Keyakinan tersebut didasarkan atas berbagai kondisi yang terjadi di dalam negeri. Salah satunya adalah realisasi peningkatan investasi tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 20 persen. Bank sentral meramalkan pertumbuhan investasi tahun 2012 ini bisa mencapai sekitar 9,7% hingga 10,1%, lebih tinggi dari 2011 yang diprediksi tumbuh sekitar 7,7% dari tahun 2010. Berikut ini adalah grafik peningkatan rating investment grade.

 Dalam tiga tahun terakhir Indonesia telah menarik minat investasi sekitar Rp2.000 triliun. Namun, dari minat investasi tersebut, hanya Rp650 triliun yang terealisasi dimana hal ini terjadi akibat dari minimnya infrastruktur yang ada Indonesia. Ketersediaan infrastruktur seperti energi, pelabuhan, dan jalan yang minim membuat investor menahan investasinya sambil menunggu Indonesia melakukan perbaikan.