Melihat
lebih lanjut pada pengalaman negara lain dalam mempersiapkan datangnya
gelombang globalisasi kita harus belajar banyak contohnya pada China dimana
merupakan salah satu Negara yang memiliki kinerja ekonomi terbaik. Perubahan
terpenting yang dilakukan oleh pemerintah dan kalangan pebisnis di negara
tersebut tidaklah tangung-tanggung. Segera setelah reformasi pembangunan
menggelinding, pemerintah pusat menetapkan beberapa kawasan utama sebagai tempat
lokasi bermukimnya perusahaan-perusahaan asing yang menjadi sasaran
pembangunan. Pemerintah dan kalangan pebisnis di China sangat menyadari arti
dan peran kehadiran FDI dalam mendukung proses transformasi ekonomi mereka.
Desentralisasi
kewenangan dalam perijinan usaha dan investasi diberikan dengan penuh pada
pengelolaan kawasan tersebut. Kebijakan lainnya yang mendukung program
peningkatan investasi di negara China adalah pengiriman para karyawan pabrik ke
negara industri untuk mempelajari proses produksi produk-produk berbasiskan
teknologi maju dan ketrampilan dalam bidang riset dan rekayasa industri.
Pemerintah menyadari pentingnya negara penerima FDI untuk menyiapkan tenaga
trampil siap pakai saat mereka akan mengundang calon investor asing tersebut
berketetapan akan memulai merealisasikan rencana-rencana investasi, pemerintah
pusat menunjuk dan memberikan kewenangan penuh pada beberapa pihak tertentu
untuk memproses perijinan dalam satu atap.
Orientasi
kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang “pro” kepada kehadiran
investasi di kawasan industri dan lokasi-lokasi usaha tertentu kemudian
ternyata membuahkan hasilnya. Tanpa diduga arus masuk modal asing, kredit
investasi dan FDI ke wilayah-wilayah tersebut meningkat dengan tajamnya. Hiruk
pikuk dan peningkatan pembangunan proyek-proyek investasi dalam segala jenis
kegiatan dan besaran skala usaha mewarnai perekonomian nasional dan
perekonomian lokal. Tingkat penggangguran dapat ditekan dan terjadilah lonjakan
tajam dan percepatan laju pertumbuhan ekonomi maupun tingkat pendapatan
rumah tangga.
Tantangan
lainnya yang dihadapi oleh para pelaku bisnis dan calon investor di negeri kita
adalah bagaimana pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat dapat
memberikan iklim yang kondusif untuk terselengaranya investasi. Pada tingkatan
pemerintah pusat, masalah yang dihadapi adalah masih belum terlihatnya yang
jelas dalam strategi pengembangan industrialisasi. Strategi yang demikian
sangat diperlukan sehingga birokrasi pada pemerintah daerah propinsi dan
pemerintah daerah kabupaten, dapat menyatu-padukan dan melakukan koordinasi
atas rancangan-rancangan pengembangan investasinya di daerah untuk dapat
mendukung tercapainya target-target dari strategi industrialisasi nasional
tersebut.
Pemerintah
daerah juga dituntut untuk dapat memelihara iklim usaha yang baik dan tidak
memberatkan dunia usaha dan para calon investor di kawasannya masing-masing.
Akhirnya bagi masyarakat, pada era demokratisasi saat ini yang sedang marak
akhir-akhir ini dengan berbagai tuntutan-tuntutan yang berlebihan janganlah
mengorbankan iklim usaha yang telah terbina. Pengusaha dan calon investor di
manapun menuntut kenyamanan, keamanan dan kepastian berusaha dari proses
penanaman modalnya di daerah. Kemajuan dan peningkatan volume produksi dari
kegiatan-kegiatan investasi yang diunggulkan sudah pasti lambat laun akan
memberikan efek pengganda pada perekonomian lokal dan pendapatan rumah tangga
masyarakat disekitarnya.
Masih
banyak lagi tantangan-tantangan lainnya yang harus dihadapi oleh Negara kita. Yang
jelas baik kalangan pebisnis sendiri maupun para pelaku-pelaku ekonomi dan
administrasi pemerintahan perlu melakukan perubahan-perubahan cara pandang,
penerapan tata kelola perusahaan dan tata kelola administrasi pemerintahan yang
saling mendukung demi terciptanya percepatan investasi di masing-masing daerah
dan lokalitas.
Momentum
percepatan investasi seperti yang terjadi di China perlu dipelajari dan ditiru,
sehingga pada akhirnya dapat tercipta lapangan kerja yang lebih banyak dan
manfaat untuk masyarakat yang lebih luas. Selain itu penting juga untuk
perbaikan akses dan infrastruktur yang lebih baik agar para investor asing mau
menanamkan investasinya ke Negara kita.
Untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,3-6,4% pemerintah
menargetkan pertumbuhan laju investasi sebesar 10% pada tahun 2011. Angka ini
lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkiraan realisasinya pada tahun 2010
yang sebesar 8%. Membaiknya likuiditas keuangan global akan semakin mendorong
masuknya aliran modal dari luar negeri sehingga menggerakkan kinerja investasi
domestik dan daya saing perekonomian nasional. Kebutuhan investasi nominal
tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp2.243,8 triliun. Kebutuhan investasi
tersebut akan bersumber dari PMA dan PMDN sebesar 26,8%, kredit perbankan
17,4%, pasar modal 16,7%, belanja modal pemerintah 12,4%, dan sumber-sumber
investasi lainnya.
Sektor
pertanian masih menjadi mayoritas dalam struktur perekonomian Indonesia, sesuai
data BPS 2011 masih menyerap 42,76 persen dari tenaga kerja di Indonesia.
Namun, pertumbuhan sektor pertanian kecil, yaitu rata-rata 0,29 persen. Di sisi
lain sektor perdagangan, hotel dan restoran menyerap 20,05 persen tenaga kerja
dengan pertumbuhan yang lebih besar, yaitu 1,36 persen. Dengan memperhatikan
data ini, maka dua sektor tersebut perlu menjadi perhatian dalam peningkatan
perekonomian Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment